Tampilkan postingan dengan label poet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label poet. Tampilkan semua postingan

API MASEHI 2016

.





googling, mix



API MASEHI 2016


kaum masehi telah membunuh embun fajar
demi status baru kerajaan api
selalu mengulang benih bara kuffar
gladi pesta kembang api per satu januari

raja mereka serupa fir'aun
dijaga tentara dajjal dan tombol tsunami buatan
membagi negara jadi pilar ekonomi
menguasai hak cipta dan sumber daya insani
mencipta mercu-suar di tanah suaka
pemegang sistim validasi dan otoritas standarisasi
kaum zion pun diberi jatah merampas negeri
padahal takdir telah melarang mereka
agar tak menanam apapun di muka bumi

pemangku piramida organisasi kedap hukum
pasukan hedon bekerja sangat dinamis penuh samaran
dalam orbit sang samsi, setahun saja
sudah penuh prestasi
diam-diam mengelola anomali nuklir
memadat api jadi dolar, yuan, atau yen
meluluh dinar jadi uang digital
mengayun mata uangmu tinggi-tinggi
hingga tak terasa terpeleset ke resiko inflasi

para menteri memberimu pendidikan
ternyata cuma syarat semu
agar kalian jadi jongos pintar
hingga lupa kalau kini sudah merobot
jika menteri memberimu jabatan
ternyata bisa perlicin jalan bisnis
agar kalian punya akses ke bank dunia
hingga lupa kalau kini sebagai penjaga riba

bagi yang jauh dari pendidikan tinggi
atau tak mujur menduduki jabatan
ada porsi tersendiri sebagai rakyat proletar
kalian dibikin tak merasa bosan dibonsai
dalam kurungan masal berbuih limbah borjuis
nih, nikmati saja menu kalengan cepat saji
ngapain pedulikan sektor produksi
yang penting bayar pajak dan retribusi
boleh mengganti kemasan sesuka seleramu
tapi jangan lupa pakai cap-capan halal
ikuti setiap perubahan rukun dan trik marketing
istirahat yang cukup, nggak perlu demo sungguhan
setiap rehatmu nanti ada hiburan versi hollywood
tiket piknik jadi murah lewat jasa kredit dan asuransi
dan serumus hak asasi manusia menjagamu
selama tunduk jadi partisipan iluminasi

duh gusti ...
sejak kapan kita lengang dari suara nubuat
padahal hulu langit tetap terbuka bagi hati ini
kalam-Nya masih banyak berserakan di sana
lebih luasa daripada kebebasan bernafas
gagasan bertebaran di lautan lauh mahfuzh
tak mampukah menggesek lembut sari garam
hingga kuasa khalifah sudi berkehendak
demi memimpin bumi di langit bulat-pekat
demi waktu tak hanya mendendang lagu filsafat
meniti hidup keseharian tetap sambung ke akhirat

sementara sekte ilmuwan sekuler
memperkuat barisan jamaah masehi
memeta ulang ranah ruang angkasa
demi menemu pesona tipuan makrifat
metoda baru merabuni inderamu meracuni iktikadku
setiap saat agenda kita selalu dicuri orang
untung saja malaikat tak bosan melempar bintang
terhadap siasat bani api pembangkang

hari ini cahaya halus kembali menyapamu
dan berbagi sekerat ajakan
mengapa tergesa ikut membeli regulasi global
jika hanya dapati titah teknologi rekayasa jabang bayi
yang tak lama lagi bakal meruakkan api masehi
demi menambang kerusakan bumi-ardi


- by Suhandayana | Milad Nabi 1437 Hijriyah.


share on socmed | fb | tweet |



 by Day

.

Bukan Mengakhiri Puasa-Mu

Review | repost




https://www.kompasiana.com/suhandayana


Suhandayana Day

PeGiat EDUMEDIART [ Edukasi, Media, Art ] antar institusi.



CATATAN


20 Agustus 2012 12:24 Diperbarui: 25 Juni 2015 01:31



*

Syawal hanyalah satuan waktu. Diuji puasa, membatalkan puasa, lalu puasa lagi. Cegah kecamuk rasa, olah amuk rasa. Syawal tak sempat terus-menerus kusiapkan. Telah beberapa kali aku kehilangan bening fitri. Kukubur sendiri dalam jutaan kata, di lubang hujat, kusamar di ketiak kesombongan keakuan, kubakar di kedip mata, terbuai kelalaian jalangku. Keselamatan jadi merenggang, negeri kami jadi kemarau di musim hujan. Rakyat kebanyakan mengecap amalan tanpa ilmu dan keahlian. Wakil-wakil kami Kau penjarakan. Korupsi merajalela lebih dari sebaran penyakit menular dan kekejian wereng petani jelata. Kemulyaan bangsa kami hampir meredup. Beberapa binatang dan tetumbuhan sementara Kau sisihkan, agar kami terpaksa lapar dan lelah. Fitratillah jadi enggan menyapa langkah lakuku. Tapi, kemarin kesejukan Tasbih-Mu diam-diam mengajakku rerujuk. Agar aku tetap menjaga Tau-Mu. Tau apa dan mengapa Kau cipta manusia Kamil-Mu.

*

Syawal tak sendirian. Dikawal Salam-Mu, disuka salam kami. Detaknya secepat kesadaran mengendarai keridhoan Illahi. Di hari fitri kami terkenang kebajikan mengatasi kekurangan. Jika salah kami terbit di masa lalu, tak layak kupanjat Maaf-Mu lain hari. Jika keliru kami malam ini, bakal terlambat karena menunggu matahari terbit untuk beringsut di hadapan Cinta-Mu. Jika kewaspadaan kami terlepas dari arah menuju zaman akhir, masihkah Engkau membasuh kekotoran kami? Hanya dengan Puasa-Mu, kekhilafan bakal mereda. Hanya dengan Syawal-Mu, hamparan kasih dapat penuh kuraih. Kiranya, puasa tak bercelah, senantiasa berjalan sepanjang nafas kami membaca hikmah Keagungan-Mu, sejalur Fitrah-Mu terasa memeluk kejadian kami.

*

Wahai Syawal yang mendebarkan keharuan, kian membuka lembaran kehidupan. Bumi menyiapkan langit demi terjabar isi demi isi kitab yang dulu tak sanggup kami cermati. Itupun telah Kau dahului tanda serupa perkara malam seribu bulan, kemudahan nyata agar kami tau jalan awal dan jalan kembali. Sesekali bolehkan kami menghirup kebebasan, ketika segala cahaya jatah hidup masuk meruak kehidupan. Tak hendak kami mengakhiri Puasa-Mu. Dan, segera Kau panggil kembali ruh-ruh kami untuk melayani Puasa-Mu. Semasa Idul Fitri, maafkan lagi lahir-batin kami. Semoga Syawal membawa berkah rahmat keselamatan bagi alam semesta raya. Amin.

*

[ Day, 12h20 ]





*

kompasiana.com Suhandayana | Catatan | Sastra | Prosa | Puisi

34 Catatan Suhandayana 85C02-04

34 (tiga puluh empat) buah catatan Suhandayana


01. SEMUT IRENG KOTAKU - 85C04.
02. SAYANG MUSIM SENYUM - 85C04.
03. 
04. 
05. 
06. 
07. 
08. 
09. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
17. 
18. 
19. 
20. 
21. 
22. 
23. 
24. 
25. 
26. 
27. 
28. 
29. 
30. 
31. 
32. 
33. GANJAR MOYANG BERSAMA, YO - 85C03.
34. SAJAKKU LUKA SAJAK LUKAKU - 85C02.







AKUNDAstudio, Surabaya, 85C02-04







*



Catatan | Puisi | Cerpen | Novel | Esai | Reportase | 


*














. by iDay 08f28.

KATA DOKTER AKU

Suhandayana

KATA DOKTER AKU



aku seksi
kata dokter, obatnya
dulu berkat ASI

aku kena infeksi
kata dokter, obatnya
pinisilin

aku (kata orang, apa iya) korupsi
kata dokter, obatnya
gantung (oh, kejam)

aku beraksi
kata dokter, obatnya
ini

aku di sini
kata dokter,
koq sendiri
kuberi injeksi, ya
ah, dokter
aku sangsi, mungkin juga ongkosnya selangit
kata dokter,
silakan permisi pergi

aku ngeri
aku (ijazah berkata) dokter
aku tidak lari
sebab telah begini
harus aku obati
obatnya,
mengaku dan benahi





Surabaya, 27 November 1983

CURIGA

Suhandayana

CURIGA



Barisan gubug reyot, melambai atap kering
Dalamnya; ada tinggal manusia penuh harap



Blitar, 08 November 1980